Tuesday 19 January 2010

ahmad wahib

Aku bukan Hatta, bukan Soekarno, bukan Syahrir, bukan Natsir, bukan Marx, dan bukan pula yang lain-lain. Bahkan, aku bukan Wahib. Aku adalah seseorang yang berusaha me-wahib. Aku mencari, dan terus menerus mencari, menuju dan menjadi Wahib. Ya, aku bukan aku. Aku adalah meng-aku, yang terus menerus berproses menjadi aku. Aku adalah aku pada saat sakaratul maut.(Ahmad Wahib, Pergolakan Pemikiran Islam, Catatan Harian, penerbit LP3ES, Jakarta 1981)



Ahmad Wahib adalah seorang anak zaman, lahir pada masa dunia sedang bergolak dengan berbagai pemikiran selepas perang dunia kedua. dia adalah seorang anak desa yang lahir dan besar di lingkungan pesantren, tetapi pernah pula sekolah dan tinggal di asrama katolik. bahkan hubungannya dengan romo nya semasa tinggal di asrama katolik menjadi suatu yang berkesan sepanjang hidupnya.

Dalam catatan hariannya, dia menulis penuh tentang pergolakan pemikiran yang terjadi pada masanya, termasuk pemikirannya sendiri yang bebas mengembara bahkan sampai ke batas batas keimanan. bagaimana tidak, ahmad wahib, seorang muslim yang mempertanyakan al quran dan hadits sebagai hukum Islam :
” Menurut saya sumber-sumber pokok untuk mengetahui Islam atau katakanlah bahan-bahan dasar ajaran Islam, bukanlah Qur’an dan Hadits melainkan Sejarah Muhammad. Bunyi Qur’an dan Hadits adalah sebagian dari sumber sejarah dari sejarah Muhammad yang berupa kata-kata yang dikeluarkan Muhammad itu sendiri. Sumber sejarah yang lain dari Sejarah Muhammad ialah: struktur masyarakat, pola pemerintahannya, hubungan luar negerinya, adat istiadatnya, iklimnya, pribadi Muhammad, pribadi sahabat-sahabatnya dan lain-lainnya.” (Catatan Harian Ahmad Wahib, hal 110, tertanggal 17 April 1970)..

Anda boleh memiliki penilaian sendiri atas pernyataan tersebut, menurut saya butuh pendalaman pemikiran untuk dapat memahami maksud pernyataannya itu. saya memahami pernyataan tersebut sebagai upaya untuk menyatakan bahwa memahami Islam tidak hanya letter lijk, tetapi harus juga mengikutsertakan suasana pada saat ayat atau hadits itu di keluarkan sehingga pemahaman kita menjadi utuh.

Kata kata pembuka di atas adalah rangkuman dasar pemikirannya. ia adalah seorang 'pencari'. melalui kata katanya itu ia ingin menyampaikan keinginannya untuk tidak jumud, mandek, tetapi selalu berubah dan tidak pernah berhenti berubah sampai sakaratul maut menjemput.

sayang beliau mati muda..

2 comments:

Anonymous said...

bro, kok mirip ama pengantar (ato epilog? lupa saya) catatan seorang demonstran terbitan LP3ES?

no offense ya...

btw, tulis2annya bagus..

wisery master said...

ini memang dari buku LP3ES, judulnya seperti yang tertulis di bawah kutipan, pergolakan pemikiran Islam, ini adalah catatan harian ahmad wahib, (kalo catatan harian seorang demonstran itu bukunya Soe Hok Gie)